UKM SB eSA Sukses Gelar Tadarrus Sastra 2025

alanbantik – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Seni Budaya eSA menyelenggarakan Tadarrus Sastra dengan tema “Puitis Asal Jangan Politis”. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari pada tanggal 22-23 Maret 2025 di gedung aula MAN 2 Makassar.
Tadarrus Sastra dilakukan setahun sekali dan menjadi program prioritas dari UKM SB eSA. Kegiatan ini diisi dengan beragam rangkaian acara diantaranya seperti tari paduppa, tari rebana, video tilawah, dokumenter, monolog, band, vokal grup, live painting dan puisi, lempar puisi, serta dialog dengan mengundang pembicara handal dan sahur bersama.
Kegiatan ini dibuka secara umum dan dihadiri oleh masyarakat UKM SB eSA, Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA), Senat Mahasiswa (SEMA), Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), dan Pekerja Seni Kampus (PSK).
Tanggapan Ketua Umum UKM SB eSA
Ketua Umum UKM SB eSA, Idil mengatakan Tadarrus Sastra dulunya dikenal dengan nama Tadarrus Puisi dan sudah ada sejak tahun 90-an.
“Sekitar tahun 90-an mulai mi itu ada namanya tadarrus puisi sedangkan tadarrus sastranya itu mulai dimasanya kak Albar (kepengurusan 2011),” ucapnya saat diwawancarai tim alanbantik pada Minggu, 23 Maret 2025.
Sejalan dengan itu, Idil menyampaikan harapannya agar Tadarrus Sastra bisa mencapai skala nasional.
“Harapanku untuk tadarrus sastra kedepannya itu skalanya bukan lagi Kota Makassar tapi bisa jadi skalanya itu skala nasional,” ungkapnya.
Tanggapan Ketua Panitia
Ketua panitia, Malewa menjelaskan jika tema yang diangkat sesuai dengan isu yang sedang hangat. Ia mangatakan sudah lebih dari 10 tahun tadarrus sastra dilakukan dengan mengangkat tema yang berbeda.
“Kalau untuk tema sendiri dibentuk tiap tahun. Setiap tahunnya itu memang kita mengangkat isu-isu hangat disekitar kita dan tahun ini kita mengangkat isu Indonesia gelap. Poinnya adalah Indonesia gelap dan bagaimana karya seni saat ini dibungkam,” ucapnya saat diwawancarai oleh tim alanbantik pada Sabtu, 22 Maret 2025.
Tanggapan Peserta
Salah satu peserta dari Pekerja Seni Kampus Sebumi, Izzul Mukminin mengaku kaget karena kegiatan ini berbeda dari apa yang ia pikirkan. Izzul mengaku baru pertama kali hadir dalam kegiatan ini.
“Saya baru pertamakali hadir di tadarrus sastra seperti ini. Sebelum saya datang dibenak saya itu semacam tadarrus Al-Qur’an. Ternyata yang saya tau ternyata tadarrus sastra itu berbincang terkait sastra atau yang berbau kesenian,” ujarnya saat diwawancai oleh tim alanbantik pada Sabtu, 22 Maret 2025.
Penulis : Nur Fadillah (Reporter Magang)
Editor: Tim Redaksi