HMJ Jurnalistik UIN Alauddin Gelar Dialog Virtual Bahas Strategi Riset di Tengah Pandemi Corona

HMJ Jurnalistik UIN Alauddin Gelar Dialog Riset Secara Virtual.
Alanbantik.com–Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Jurnalistik Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar menggelar dialog riset melalui virtual Google Meet.
Kegiatan bertema Strategi Riset di Tengah Pandemi Covid-19 itu diikuti berbagai mahasiswa jurusan di UIN Alauddin terutama jurusan Jurnalistik dengan menghadirkan pembicara Dosen Ilmu Komunikasi UIN Alauddin Makassar, Dr. Abdul Khalik yang dimoderatori Sekretaris Jurusan Jurnalistik UIN Alauddin, Rahmawati Latief.
Dialog riset ini dimaksudkan sebagai bentuk kerjasama dengan Prodi Jurnalistik dalam menindaklanjuti putusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) terkait pembelajaran daring selama pandemi virus corona (Covid-19).
“Jadi sebagaimana diketahui, dialog riset ini digelar sebagai tindak lanjut pada poin ketiga dalam putusan Mendikbud terkait pembelajaran daring yang dimana penelitian tugas akhir selama masa darurat ini agar diatur baik metode maupun jadwalnya, yang disesuaikan dengan status dan kondisi setempat,” kata Ketua HMJ Jurnalistik UIN Alauddin, Ibe saat dikonfirmasi Ahad (21/06/20).
Di kesempatan itu, Abdul Khalik mengatakan, penelitian dari rumah menjadi alternatif dalam mengatasi wabah Corona. Sebab, kata dia, dengan cara memanfaatkan fasilitas yang ada termasuk dokumen-dokumen yang dapat diakses dengan mudah.
“Kita bisa memanfaatkan fasilitas yang ada seperti Google Form untuk pengumpulan data survei atau menggunakan data sekunder. Sehingga di rumah saja bisa diselesaikan. Sebab, dokumen-dokumen media tersedia sangat banyak dan mengaksesnya juga cukup mudah,” ujar Abdul Khalik
“Jadi mahasiswa tinggal menyesuaikan topik dengan metode dan model analisisnya sehingga hasilnya tidak kalah ilmiahnya dengan penelitian lapangan, jadi kunci utamanya adalah harus mampu menyesuaikan diri dengan keadaan,” sambungnya.
Sementara itu, Putri Rahayu F, salah satu mahasiswi Jurnalistik yang mengeluhkan terkait adanya pembelajaran daring tersebut. Dia mengatakan, penelitian yang dilakukan dari rumah, tentunya akan berefek tidak efektif dikarenakan juga tidak adanya persiapan secara signifikan.
“Kalau ditanya persoalan kesiapan meneliti dari rumah, jujur tidak ada persiapan yang signifikan. Cuman lebih kesiapan mental, berusaha bagaimana membuat pikiran itu tidak mudah down, jadi kami rasa ini akan menjadi kurang efektif,” ungkap Putri
Meski begitu, Putri berharap, meskipun penelitian harus dilakukan dari rumah, tentunya dengan harapan akan memperoleh hasil penelitian yang memuaskan meski dilakukannya dalam kondisi yang tidak maksimal.
“Karena pastinya ada tekananlah, Penelitian seperti ini sebenarnya kami tidak mau, hanya saja karena kondisi yah mau tidak mau dijalankan daripada buang-buang waktu mending mengejar apa yang bisa dikejar salah satunya yah penelitian di rumah dan semoga hasilnya bisa memuaskan,” jelas mahasiswa Jurnalistik semester enam ini.
Pada kesempatan itu juga, Rahmawati Latief juga turut memberikan pandangannya. Dia memberi motivasi dengan meninjau aspek psikologis mahasiswa dalam melakukan penelitian dari rumah.
Menurutnya, kekuatan terbesar datang dari diri sendiri, salah satunya dengan menyadari bahwa adanya wabah Covid-19 bukan kemauan kampus melainkan ujian dari Tuhan yang harus dihadapi.
“Semua ini akan berlalu, kita hanya perlu menyiasatinya dengan memperbaiki manajemen waktu dan harus memiliki target, jadi kita harus punya waktu untuk belajar sebagai kegiatan prioritas, jangan hanya menghabiskan waktu dengan kegiatan sekunder ataupun tersier,”kata Rahmawati
Rahmawati menambahkan, mahasiswa seharusnya menjadikan motivasi untuk segera sarjana sebagai target utama. Sebab, kata dia, dengan adanya pandemi ini tentunya akan membuat ekonomi melemah sehingga akan berujung beban pembayaran kuliah nanti.
“Harusnya ini yang perlu diperhatikan mahasiswa dengan menargetkan untuk cepat sarjana agar tidak perlu lagi membayar UKT dan membebani orangtua. Apalagi selama pandemi ini kita tahu banyak orangtua mahasiswa yang terpapar dampak ekonomi akibat Covid-19 jadi harusnya fokus saja sarjana jalani saja yang kita bisa dan kurangilah untuk mengeluh,” ungkap Rahmawati.
“Yang perlu kita juga tahu bahwa kemiskinan bukan tembok pembatas untuk segara sarjana. Miskin bisa diperangi dengan giat belajar sehingga dapat segera menyelesaikan studi dan menjadi sarjana,” terang Dosen Komunikasi Gender ini.
Penulis: Khania
Editor: Supri