Tidak Memadai, Fasilitas Jaringan Wifi dan LCD Proyektor Jadi Keluhan

alanbantik – Fasilitas jaringan wifi dan LCD proyektor merupakan sarana pendukung dalam proses perkuliahan. Namun, di beberapa Fakultas di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar nyatanya masih saja menjadi keluhan baik dari kalangan mahasiswa hingga dosen.
Tim alanbantik pada Senin, 19 September 2022 melakukan pemantauan di beberapa Fakultas, tim mendapati beberapa provider yang kualitas jaringannya kurang stabil serta proyektor yang terbatas.
Pendapat Mahasiswa Mengenai Fasilitas Wifi dan Proyektor
Sebagian besar Mahasiswa mengeluh tentang sulitnya mengakses internet di lingkungan kampus akibat kondisi jaringan provider yang tidak stabil serta minimnya fasilitas wifi yang tersedia di tiap fakultas.
Seorang Mahasiswa jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora, Muhammad Rifki mengatakan fasilitas wifi hanya dapat diakses apabila diberi izin oleh penanggung jawab.
“Kalau mintaki, bisa diakses. Kalau nakasih tau ki, berarti bisa di akses,” ungkapnya saat ditemui pada Selasa, 20 September 2022.
Selain itu, Suci salah satu Mahasiswi Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan juga turut buka suara terkait kondisi wifi di fakultasnya yang kurang bagus.
“Bebas diakses tapi kondisi jaringannya tidak terlalu bagus, mungkin karena terlalu banyak yang akses,” ucap Suci.
Adapun tanggapan mahasiswa mengenai kondisi proyektor mengakibatkan proses belajar mengajar yang kurang efisien karena terbatasnya pengadaan fasilitas LCD Proyektor di era yang serba digital seperti saat ini, dimana proyektor sangat dibutuhkan guna menunjang pembelajaran yang lebih fleksibel.
Nurul Hikmah, Mahasiswi jurusan Ilmu perpustakaan ini mengatakan bahwa proses belajarnya sempat terganggu akibat kurangnya proyektor yang tersedia di fakultasnya.
“Pernah(ingin pakai), tapi tidak jadi pakai proyektor. kita butuh terus proyektornya habis (semua terpakai),” katanya saat ditemui pada Rabu, 21 September 2022.
Dari hasil pemantauan tim alanbantik, nyatanya masih banyak fakultas yang mengalami hal yang sama akibat keterbatasan proyektor dan membuat pembelajaran jadi kurang maksimal sehingga materi yang seharusnya ditampilkan di depan kelas atau presentasi dilakukan tanpa proyektor.
Tanggapan Dosen
Bukan hanya dari kalangan mahasiswa, para dosen dan wakil dekan (Wadek) turut memberikan pandangannya mengenai hal ini. Salah satu Dosen Fakultas Adab dan Humaniora (FAH), Ahsan Syakur mengungkapkan bahwa layanan wifi butuh penyempurnaan di setiap Fakultas.
“Memang masih perlu penyempurnaan,” ungkapnya saat ditemui pada Rabu, 21 September 2022.
Dikutip dari alanbantik.com, Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) Iftitah Jafar mengungkapkan bahwa UIN Alauddin Makassar memang lebih lemah untuk masalah sinyal dibandingkan dengan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) lain di wilayah Makassar.
“Tapi memang secara umum UIN itu lemah sekali sinyal dibandingkan dengan UNM dan Unhas memang makan uang banyak untuk internet di sini aja di ruang dosen AC nggak terlalu bagus,” ucapnya pada Senin, 12 September 2022.
Tanggapan Wakil Dekan FDK
Wakil Dekan (Wadek) II Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK), Nurlaelah Abbas mengatakan bahwa Fasilitas Proyektor untuk FDK disediakan per-Jurusan dan tak mengetahui mengenai kondisi kelayakannya.
“Masing-masing punya, cuma kita tidak tahu kalau rusak atau apa, kan itu jurusan dia. Uangnya dia kelola sendiri,” kata dia saat ditemui pada Kamis, 22 September 2022.
Harapan Dosen dan Mahasiswa
Adanya peningkatan jumlah dan ketersediaan proyektor menjadi harapan baik para Mahasiswa maupun Dosen untuk menunjang pembelajaran yang lebih baik dan efisien.
Ahsan Syakur selaku Dosen berharap agar setiap Jurusan memiliki proyektor lebih dari satu.
“Kalau mau bagus sih sebenarnya setiap jurusan memiliki proyektor masing-masing, katakanlah minimal tiga atau lima,” tuturnya.
Sementara Nurul Hikmah, mahasiswa Ilmu Perpustakaan itu berharap kondisi jaringan dapat lebih ditingkatkan “Lebih ditingkatkan,” harapnya.
Penulis:
Rheina Syafika & Ramandha Fitrah (Reporter Magang)
Editor:
Tim Redaksi