Puisi “Luka” oleh Nia Islamiah
Sumber Internet
Lagi-lagi.
Isi kepala ku sesak dipenuhi pikiran tentang mu.
Hingga kurasa akan pecah.
Hanya karena mengkhawatirkan mu
Mungkin aku terlalu jauh bertingkah perihal mu.
Tak sengaja membawa mu terlalu dalam ke mimpi ku.
Isi kepala ku sesak dipenuhi pikiran tentang mu.
Hingga kurasa akan pecah.
Hanya karena mengkhawatirkan mu
Mungkin aku terlalu jauh bertingkah perihal mu.
Tak sengaja membawa mu terlalu dalam ke mimpi ku.
Baru saja, aku sempat memimpikan mu di tidur singkat ku.
Membiarkan mu menjadi pemeran utama dalam cerita ku.
Ah, lagi-lagi aku terlena dengan manisnya mimpi itu.
Hingga ku jatuh cinta kepada sang pemeran utama.
Membiarkan mu menjadi pemeran utama dalam cerita ku.
Ah, lagi-lagi aku terlena dengan manisnya mimpi itu.
Hingga ku jatuh cinta kepada sang pemeran utama.
Saat terbangun, aku sadar kau takkan memperdulikanku.
Bahkan tak sudi memperjuangkan aku bagaimana pun.
Kau hanya manusia dingin, yang tak pernah menganggap hadir ku.
Dan tentu kau takkan semanis perangai pemeran utama ku.
Bahkan tak sudi memperjuangkan aku bagaimana pun.
Kau hanya manusia dingin, yang tak pernah menganggap hadir ku.
Dan tentu kau takkan semanis perangai pemeran utama ku.
Di mata mu.
Aku hanya sampah bekas yang ada di tiap sudut kota.
Bukan bunga indah di taman apalagi seperti mahkota.
Mungkin kau lupa bahwa dulu aku pernah menjadi bunga.
Sebelum ada lebah datang mengambil sari yang ku punya.
Aku hanya sampah bekas yang ada di tiap sudut kota.
Bukan bunga indah di taman apalagi seperti mahkota.
Mungkin kau lupa bahwa dulu aku pernah menjadi bunga.
Sebelum ada lebah datang mengambil sari yang ku punya.
*Penulis merupakan mahasiswa jurusan jurnalistik Fakultas Dakwah dan komunikasi UIN Alauddin Makassar semester tiga.