Puisi “Kerucut Rindu dari Samata” oleh Jumrawani Bakri
Langkah menyepi entah sampai kapan aku menunggu pagi
Raga berdiam diri membiarkan khayal merotasi pikiran
Kemana harus mencari kiptogram menuju jalan hakiki
Saat kenangan sempurna mensubstitusi kenyataan
Aksioma lemma Teorema kuurai agar dapat Jawaban nyata
Tapi, tetap saja tak kutemukan proposisi dalam kasus ini
Hanya saja hampa kayaknya himpunan tanpa anggota
Hatiku berelasi dengan tatapan teduh mata indahnya
Keluh kesah kecurigaan menelanjangi pikiran
Akan kah ini sebuah kevalidan atau berakhir dengan keniscayaan
Rasa cinta memang jumawa mengalahkan logika
Tidak butuh analisa apalagi statistik data
Tuhan, jangan biarkan hubungan premis yang kususun
Rapi menjadi kontradiksi
Jangan biarkan sudut hati kami bertolak belakang
Andai jarak tiada berarti kuarungi demensi ruangku ini
Memeluk hatinya memperkecil skala peta dunia
Kurapal doa dari kurucut samata
Untuk kak rindu yang menandai waktu samata
*Penulis merupakan mahasiswa jurusan jurnalistik angkatan 2017.