PERAHU KHAYALAN
Oleh : Potatohead
Pagi itu, sama sekali diri ini tak bermimpi. Habiskan malam hanya teruntuk sang suntuk risih entah ku apakan.
Jam analog di tangan kiri terus bernada yang sepanjang malam suaranya tak mengganggu.
Namun risih, gelisah, kacau, tak bergairah ingin saja diri ini lenyap dalam keheningan malam.
Sunyi, sunyi dan sunyi.
Kantuk tak kunjung berkabar untuk datang, agar bisa kuajak tidur untuk malam itu.
Sial, itu malam yang berat.
Kuhemparkan tubuh ini diatas pengharapan agar terlelap.
Coba, coba dan terus mencoba agar bisa ku redam suntuk yang risih.
Bangkit, kacau, menyerah.
Aku kalah olehnya.
Kutarik secarik kertas di kolom binder di dalam tas milik sang pemilik suntuk risih malam itu.
Kuracik, apa yang tengah mengadah dipikiran.
Terbentuk sebuah perahu.
Perahu yang entah darimana asalnya.
Sekilas teringat tentangnya. Oh ternyata!
Tentangnya yang pernah bersama diri ini.
Tentangnya yang pernah ada untuk sebuah cerita untuk masa depan.
Tentangnya yang selalu bisa meredam keheningan.
Dan tentangnya yang kini hanya bisa kusesali.
Kini, diri ini mulai adil bersamanya.
Menampakkan sebab akibat suntuk risih ini.
Ceritaku dan ceritanya yang berakhir dalam khayalan perahu diatas pengharapan yang pupus.
Diri ini tersenyum tipis penuh kebodohan.
Perahu hanya dalam khayalan, yang terlalu ingin mengarungi telaga.
Tenggelam saat dia lebih memilih tenggelam bersama khayalannya sendiri.
Diri ini paham, lebih baik tenggelam daripada menyusahkan diri ini yang seorang diri mendayung.
Tanpa niat berusaha bersama-sama.
Setelahnya, diri ini lega.
Perahuku, kini karam di dalam khayalan yang sangat dalam.
Biarkan saja, itu jalannya.
Jalanku, hanya ingin tidur tanpa ada dia merusak malamku.
Sang penanda pagi berkokok, fajar mulai nampak.
Diri ini mulai lelah, mengizinkan kembali terbaring di atas pengharapan sang pemilik suntuk.
Mencoba tertidur disaat semua orang mulai bangun, menikmati paginya dan siap bercerita tentang mimpi.
Aneh, diri ini di bodohi olehnya yang karam dalam pikiran.
Berharap suatu saat nanti, ada yang menghilangkan tentangnya.
Sekarang, sang pemilik suntuk siap memulai mimpinya pagi itu.
Selamat tidur untuk sang pemilik suntuk malam itu.
Dan selamat pagi, untuk dia yang telah hadir di malam nya.
Perahu khayalan ku…
*penulis merupakan mahasiswa jurusan jurnalistk semester empat.