Panen Gelar di Usia Muda
alanbantik- Muda dan Visioner, ya mungkin itu kata yang tepat disematkan untuk pria tersebut. Namanya Qudratullah, seorang pemuda yang lahir pada tanggal 6 Juni 1994 di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, yakni sebuah wilayah yang juga dikenal dengan nama Butta Toa (Tanah Tua).
Sekilas tak ada yang istimewa dari pemuda ini. Tapi jika berani mengintip lebih jauh, dia merupakan peraih gelar doktor saat usianya masih 26 tahun. Luar biasa, bukan?
Qudratullah Kecil
Sekilas soal masa kecilnya, Qudratullah kecil
memang dikenal sebagai anak yang cerdas dan aktif dalam beberapa kegiatan sekolah. Hal ini dapat dilihat pada coretan rangking tiga besar yang tak pernah hilang dari buku rapornya.
Meski dikenal cerdas, Qudratullah kecil tetap saja memiliki sejumlah pengalaman seperti anak pada umumnya. Gemar bermain hingga melakukan kenakalan-kenakalan anak juga menjadi hal yang pernah menjadi bagian dari hidupnya.
Panen Gelar Selagi Masih Muda
Selepas menyelesaikan bangku SMA di kota kelahirannya, Qudratullah mulai menempuh pendidikan di Jurusan Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar pada tahun 2012. Hanya butuh waktu 3 tahun, dia telah menyelesaikan kuliahnya.
Prestasi ciamik ini tak lantas membuatnya berhenti. Qudratullah kembali melanjutkan pendidikan magister di kampus yang sama. Dengan semangat yang sama, pemuda ini mampu meraih gelar magister kurang dari dua tahun sehingga berstatus wisudawan tercepat kedua.
Prestasi itu tentu saja tidak membuatnya benar-benar puas. Qudratullah pun kembali melanjutkan pijakannya menuju anak tangga S3 di kampus yang sama. Hingga pada saat usia 26 tahun, ia telah berhasil menyandang gelar doktor.
Pencapaian tak biasa tersebut ternyata telah mengundang spekulasi beberapa orang, dia dianggap mampu melakukannya karena ada bantuan beasiswa. Namun dia membantah tudingan tersebut.
“Kalau semacam beasiswa yang full mendanai itu nggak pernah. Paling juga beasiswa yang saya sebutkan tadi itu beasiswa waktu S1. (Untuk) S2, S3 itu nggak pernah ada beasiswa,” kata Qudratullah saat berbincang dengan tim alanbantik, Selasa 26 Oktober 2021.
Dia kemudian mengatakan, dukungan dan doa orang tua adalah rahasia sebenarnya dia mampu memaksimalkan segala peluang dan gelar-gelar itu berhasil ‘dipanen’ dalam masa yang singkat.
“Jalani fokus dan harus punya target serta selalu ada progres dari setiap langkahnya dan ingat jangan berpikir bahwa fokus itu tidak mementingkan diri sendiri dengan refreshing atau banyak beradaptasi dengan orang lain, tetap lakukan itu dan jangan lupa untuk melakukan organisasi agar ada semacam peningkatan keterampilan dalam diri kita,” tuturnya.
Apakah gelar-gelar yang sedemikian rupa itu akhirnya bermanfaat untuk pribadi dan juga orang lain? tentu saja jawabannya iya. Saat ini, Qudratullah sedang meniti karir sebagai Dosen Komunikasi di IAIN Bone. Karir dosen tersebut bahkan telah dimulai sejak ia masih menyandang gelar Magister.
Sebagai pelengkap dalam kisahnya, pemuda ini bahkan mencicipi dunia jurnalis di salah satu harian terkemuka di Sulawesi Selatan, meski hal tersebut tidak bertahan lama. Dia juga kerap diundang sebagai pembicara pada beberapa seminar pendidikan.
Melirik Dunia Politik
Ketika ditanya mengenai tujuan utamanya sejauh ini, ia tidak menyebutkan secara spesifik namun tidak memungkiri bahwa ia tetap melirik dunia politik.
“Saya juga harus tahu, tidak boleh terlepas dari politik praktek umum pada akhirnya dan melihat dinamika politik,” ungkapnya.
Qudratullah juga telah menulis beberapa buku karyanya sendiri, seperti “Nurdin Abdullah, Media dan Khalayak”, “Pemuda Hebat untuk Bantaeng Kuat”, “Media dan Khalayak Kampus” serta beberapa karya lainnya.
Perbincangan singkat kala senja itu berakhir. Meski tak bertemu secara langsung, pribadinya yang hangat dan humble dapat dirasakan oleh tim saat itu.
Jika sebagian orang beranggapan masa muda adalah proses penanaman bibit dan hasilnya akan diambil di masa tua, maka baginya masa muda adalah waktu panen untuk bekal masa mendatang.
Langkahnya mungkin telah berada dipuncak bagi kebanyakan orang, namun tentu setiap pencapaian yang diraih setiap insan adalah awal baru untuk pencapaian-pencapaian lainnya, begitupun bagi seorang Qudratullah. Dia dikenal sebagai pemuda gigih yang telah berhasil melukis kisahnya sendiri sebagai Pemanen Gelar di Usia Muda.
Penulis :
Husnunniah Takbir, Nur Aryanti, Rasmita (Reporter Magang)
Editor:
Tim Redaksi