Mesin Pencetak Uang Palsu di UIN Alauddin Makassar Berasal Dari China

Source: Detik.com
alanbantik- Polisi membeberkan terkait asal muasal mesin pencetak uang palsu di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar. Mesin tersebut berasal dari China.
“Mereka beli di Surabaya, namun alat itu di pesan dari China,” kata Kapolda Sulawesi Selatan, Irjen Pol Yudhiawan saat Konferensi pers Kamis, 19 Desember 2024.
Yudhiawan mengatakan mesin tersebut dibeli dengan harga 600 juta. Mesin tersebut dimasukkan ke perpustkaan oleh tersangka berinisial AI pada September 2024.
“(Dia) menggunakan salah satu gedung yaitu perpustakaan tanpa sepengetahuan pihak kampus dimalam hari dan itu coba kami rekonstruksikan kemarin ya dengan 25 personil polri mengangkat alat itu tidak mampu, jadi menggunakan forklip,” ucap Yudhiawan.
“Alat itu masuk dengan forklip. Setelah itu didorong yang tadi rodanya 6 sekarang tinggal 4 karena saking beratnya tidak mampu menahan beban beratnya mesin tersebut,” sambungnya.
Sindikat Uang Palsu Direncanakan Sejak Tahun 2010
Polisi juga membeberkan bahwa kasus pemalsuan uang di kampus UIN Alauddin Makassar sudah direncanakan sejak tahun 2010. Saat itu para pelaku masih pada tahap pengenalan dan mempelajari bagaimana nantinya percetakan ini berjalan.
“Jadi kalau dari hasil interogasi yang pertama, pemeriksaan pertama, kita mulai dari awal ya, timeline pembuatan dan peredaran uang palsu ini dimulai dari Juni 2010, udah lama ini,” ucap Kapolda Sulsel Irjen Yudhiawan dikutip dari terbitan detiksulsel pada Kamis, 19 Desember 2024.
Kemudian pada tahun 2022, para pelaku kembali merencanakan aksinya. Pada tahap ini, pelaku mulai mempelajari proses pembuatan uang palsu termasuk memesan kertas dan mesin cetak.
“Sampai dengan Juni 2022 kembali lagi untuk merencanakan, kemudian Juli 2022 merencanakan lagi pembuatan dan mempelajari lagi. Jadi kalau dilihat dari sekarang, perencanaan pembuatan ini dimulai dari 2022. Kalau 2010 ini masih tahap pengenalan,” jelas Yudhiawan.
Barulah pada September 2024 produksi uang palsu dimulai. Tersangka AI terbukti berperan besar dalam penyelundupan mesin cetak di perpustakaan Shek Yusuf UIN Alauddin Makassar. Agar aksinya tidak mencurigakan, para pelaku berkomunikasi Via Grup WhatsApp.
Barang Bukti Bernilai Triliunan Rupiah
Selain mesin cetak seharga Rp600 Juta, polisi juga menyita puluhan barang bukti yang digunakan dalam sindikat tersebut. Total 98 item barang bukti bernilai ratusan triliun rupiah diperlihatkan kepada awak media pada konferensi pers di Mapolres Gowa.
Mengutip Kembali dari detiksulsel, diantara bukti-bukti tersebut, Yudhiawan juga menyebutkan terdapat barang bukti berupa Surat Berharga Negara (SBN) dan sertifikat deposit Bank Indonesia (BI) ratusan trilun rupiah.
“Ada satu lembar kertas foto kopi sertifikat of deposit BI nilainya Rp 45 triliun. Juga ada kertas surat berharga negara (SBN) senilai Rp 700 triliun,” ujar Yudhiawan.
Yudhiawan juga merinci mata uang yang ikut disita bukan hanya mata uang rupiah tapi ada mata uang Vietnam (VND) dan ada juga mata uang Korea Selatan (KRW).
“Ada mata uang Korea 1 lembar sebesar 5.000 Won, ada mata uang Vietnam sebanyak 111 lembar sebanyak 500 Dong,” ujarnya.
Penulis: Nirwana Ulfah (Pemimpin Redaksi)