Mengadu
Pada kesunyian sudut kamar
fikirku berkelana
bernaung perasaan sayat-sayat
belati dihati.
Kau paham betul, aku yang disini
adalah alang-alang lemah yang
setia berdzikir pada angin.
Kau paham betul akulah angka satu,
yang berdiri ditengah rel kereta tua berkara,
mengharap digilas kencangnya
roda-roda pencabut nyawa.
Semenjak kau mengeliminasi dirimu dari hidupku,
aku berubah menjadi gurun pasir nan tandus.
Tatapanku kosong
mimpiku hilang
karena bayanganmu menghalang
setiap cahaya yang bertandang.
Dalam tulisan ini ku ajak kau
menziarahi tanah khayal yang kumaksudkan,
ucapkanlah salam sebelum pergi
sebagaimana yang dianjurkan agamaku.
Risma Nanda
Jurnalistik 2015