Kapan Finishing Masjid Agung Sultan Alauddin?
alanbantik – Mesjid Agung Sultan Alauddin Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar tercatat telah dibangun sejak tahun 2014 hingga sekarang. Pembangunan tersebut akan terus berlanjut dan belum mencapai finish. Lantas, kapan target finishing mesjid megah UIN Alauddin tersebut?
Dilansir dari UIN Alauddin online, Masjid ini resmi difungsikan sejak 11 juni 2021 lalu untuk ibadah sholat Jum’at. Saat itu bangunan Masjid Agung hanya terdiri dari lantai sebagai dasar dan atap tanpa adanya dinding.
Observasi Mesjid Agung Sultan Alauddin
- Observasi Kamis, 30 November 2023
Tim alanbantik melakukan observasi pada Kamis, 30 November 2023 dengan berkeliling di seputaran Masjid Agung untuk melihat perkembangannya. Namun, tidak terlihat adanya tanda-tanda pembangunan Mesjid akan rampung dalam waktu dekat.
Jika dilihat dari segi bangunan luarnya, gaya arsitektur yang digunakan membuat Masjid Agung nampak indah dipandang. Berbeda saat masuk ke dalam area mesjid, infrastruktur masjid masih membutuhkan beberapa pembenahan dalam pembangunannya.
Dapat di lihat, area parkir mesjid belum tertata rapi, tempat wudhu yang berfungi hanya 1 ruangan untuk digunakan seluruh jemaah, serta masih kurangnya fasilitas dalam ruangan seperti pendingin ruangan, karpet, dan sekar antar jemaah.
Namun, pada 4 Januari 2024 lalu, kondisi Mesjid Agung Sultan Alauddin sempat menjadi sorot perhatian di media sosial. Diunggah oleh akun Instagram uinam.info yang memperlihatkan runtuhnya plafon mesjid dan hampir menimpa dosen serta mahasiswa yang tengah berada di dalam Mesjid Agung tersebut.
2. Observasi Jumat, 15 Maret 2024
Observasi selanjutnya dilakukan pada Jumat, 15 Maret 2024 dan mendapati hasil peninjauan terlihat bahwa parkiran bagian depan masjid yang dirancang akan dijadikan taman masih seperti parkiran biasa pada umumnya. Namun, tangga bagian depan yang beberapa bulan lalu masih belum rampung akhirnya sudah full keramik.
Tanggapan Pengelola Masjid
Pengelola Masjid Agung Sultan Alauddin, Capi mengungkap faktor utama pembangunan tidak berjalan dengan maksimal karena terkendala oleh dana.
“Jadi memang terkendala didana ini, ini kan tidak bisa dianggarkan di kantor,” ungkap Capi saat di temui oleh tim alanbantik di pelataran Masjid Agung pada Senin, 4 September 2023.
lebih lanjut ia menyampaikan bahwa penyelesaian pembangunan Masjid ini belum bisa dipastikan karena masih banyak hal yang perlu dibenahi. Kemudian, pembangunan sedang difokuskan pada luar Masjid yakni taman dan parkiran.
“Yang kita usulkan di kantor Gubernur itu pelatarannya, lampu dan taman-tamannya disini, 1M (Milyar) itu diusulkan di kantor Gubernur, prioritasnya itu di taman dan parkiran dulu,” tambahnya.
Dana utama untuk pembangunan masjid Agung ini didapatkan dari dana tetap pegawai yang ada di UIN Alauddin Makassar itu sendiri, yang bisa mencapai Rp. 50.000 – Rp. 60.000 Juta dalam setiap bulannya.
Pada masa periode Rektor Hamdan Juhannis, pembangunan ini mendapatkan bantuan dari Gubernur senilai 5M (Milyar) dan digunakan untuk pembangunan atap Masjid tersebut.
Selain dana dari kantor Gubernur, pembangunan Masjid Agung juga mendapatkan sumbangsih dana dari Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan Bank Negara Indonesia (BNI).
”Kemarin dari BPKH dapat 1,5 Milyar untuk dinding keliling, terus BNI dapat 1,5 Milyar makanya ada warna BNI. Setelah itu bantuan dari Kantor Gubernur lagi 1,5 Milyar untuk plafon lantai dua. Dan untuk selanjutnya masih tahap pengusulan proposal di kantor Gubernur dan biasanya akhir tahun baru cair,”.
“Sumbangan pegawai dosen itu tempat wudhu dua dan platfon lantai 1 serta besi keliling. Lantai juga dilelang dulu Rp. 350.000 per dos, kita dapat sumbangan 5 -10 dos,” jelas Capi.
Tanggapan dari bendahara panitia Masjid Agung
Bendahara Panitia, Tamrin saat ditemui diruangannya, mengungkapkan bahwa keberlanjutan pembangunan Masjid Agung belum bisa dilaksanakan kembali karena terkendala oleh dana yang belum tersedia.Ia juga menambahkan bahwa Ia tidak tahu menahu perihal perkembangan proposal yang telah diajukan ke Gubernur.
“Itu yang saya tidak tahu karena yang berhubungan disana itu pak Capi ke Gubernur, saya nanti bilang begini na tidak begini,” ungkap Tamrin saat di temui tim alanbantik kamis, 7 Desember 2023.
Ia juga membenarkan terkait cara lain untuk pengumpulan dana yaitu sebagian besar berasal dari pemotongan gaji pegawai yang ada di UIN Alauddin Makassar dan juga surat yang diajukan ke instansi tertentu.
“Sumber dana dari pegawai juga ada, juga misalnya mengirim surat di mana termasuk kemarin tempat wudhu itu ketua IKA yang kasih kita 250 juta. Termasuk kan kita dosen, pegawai tiap bulan potong gaji, dan saya tidak tau berapa potongan dari gaji pegawai itu,” tambahnya.
Tamrin mengungkapkan bahwa pembangunan Masjid belum bisa dipastikan kapan rencana rampungnya. Hal ini dikarenakan Masjid yang dibangun adalah sebuah bangunan besar hingga membutuhkan dana yang banyak juga.
“Kita punya mesjid kan besar,” tutupnya.
Penulis: Harsuana, Muhammad Rehan Saleh, dan Nur Hikmah Anugrah Ayu (Reporter Magang)
Editor: Tim Redaksi