Fasilitas Tak Memadai, Akibatnya Banyak Kamar Kosong di Rusunawa UIN Alauddin Makassar
alanbantik- Rumah Susun Sewa (Rusunawa) UIN Alauddin Makassar adalah gedung asrama yang diperuntukkan untuk mahasiswa UIN Alauddin Makassar. Saat ini, dari 96 kamar yang tersedia di Rusunawa, hanya sekitar 25 kamar yang terisi. Hal ini diakibatkan karena adanya kebocoran yang merembes dari WC membuat fasilitas tidak terpelihara dengan baik bahkan ada yang rusak.
Kekosongan Rusunawa UIN Alauddin Makassar
Tim alanbantik melakukan pengamatan di sekitaran Rusunawa sejak Sabtu, 6 November. Dari luar nampak bangunan Rusunawa yang usang karena cat dinding yang mulai terkelupas. Halamannya pun dipenuhi rerumputan yang sudah mulai meninggi melewati mata kaki.
Rusunawa empat lantai ini memiliki ruang tamu yang terletak di lantai pertama, namun fasilitas kursi dan meja tamu pun sudah nampak lapuk dan rusak. Di lantai satu juga terdapat tumpukan papan dan balok kayu tak terpakai yang diletakkan dibawah tangga rusunawa.
Kayu Sisa Tempat Tidur dan Lemari yang Tak Terpakai
Untuk ruangan kamarnya, Rusunawa menyediakan fasilitas seperti kasur, lemari, meja belajar dan WC dalam ruangan. Namun hampir di setiap kamar memiliki kekurangan dan kerusakan fasilitas tersebut. Kamar yang kosong juga nampak tak terurus.
Meski kondisi Rusunawa yang kurang lengkap, beberapa mahasiswa tetap memilih untuk menetap di Rusunawa dibandingkan dengan nge-kost di luar area kampus, salah satunya mahasiswi Jurusan Ekonomi Syariah, Yumna Afriyani.
“Kan di kost ndak di tau nanti kondisi ta di situ adakah nanti orang yang masuk, biar kita kunci bagaimana pas tidak ada yang jaga . Kan kalau disini adaji ibu rusunawa, dari kampus juga adaji satpam, jadikan kek aman-aman ja begitu. Kalau di luar kan tidak ada yang jaga kita,” katanya saat ditemui di ruang tamu Rusunawa, Jumat, 12 November 2021.
Senada dengan Yumna, mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI), Harna juga mengungkapkan alasan kenapa memilih rusunawa. Hal ini dikarenakan efisien waktu saat ada keperluan di fakultas atau dalam kampus.
“Tidak perlu lagi keluar masuk (kampus) kalau ada keperluan di fakultas, kita tinggal beberapa menit langsung ke sana kan gitu gercep (gerakan cepat) semua sih,” ungkap Harna saat ditemui di kamarnya yang berada di lantai 2 Rusunawa. Sabtu, 13 November 2021.
Tak hanya itu, harga sewa pertahun di Rusunawa terbilang murah, hal ini diungkap oleh mahasiswa Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) , Ainun Ningsih.
“Murah ki juga disini karena pertahunnya itu Rp. 2.500.000. Di sini (Rusunawa) juga hitung perorangan bukan perkamar, kalau di luar maksudnya kita tinggal di kost itukan paling murah itu 3 juta lebih sama yang WC dalam toh belum lagi air, listrik, baru disinikan Rp. 2.500.000 air dan listrik semuanya di gabung,” tutur Ainun saat ditemui di kamarnya di lantai 3, Sabtu, 13 November 2021.
Lebih lanjut, ia menjelaskan soal keamanan di Rusunawa yang terbilang cukup ketat.
“Jam 10 (malam) harus ki balik lagi kalau mau ki pulang (ke Rusunawa), sama disini nggak bisa menginap teman ta, kalau mau menginap harus ka ijin atau nggak membayar perorang, permalam itu Rp. 15.000. Kalau orang tua di kasi ki waktu yah ndak terlalu lama kayaknya satu minggu di kasi waktu kalau ibu, kalau bapak tidak di ijinkan untuk menginap,” tambahnya.
Tanggapan Pengelola Rusunawa
Tim alanbantik menemui Pengelola Rusunawa terkait banyaknya kamar kosong di gedung tersebut. Pengelola Rusunawa, Rahmat Amir mengungkapkan alasan banyak kamar yang kosong di Rusunawa karena fasilitas kamar banyak yang rusak akibat bocor yang pernah dialami.
Banyaknya Fasilitas yang Rusak
“Ini gedung struktur bangunannya ini tidak bagus. Jadi semakin kelihatan rusaknya, yang paling utama itu bocor merembes dari wc. Jadi semakin banyak kamar yang dibiarkan kosong. Kan tidak dijual kalau tidak layak,” kata Rahmat saat ditemui di rusunawa. Senin, 15 November 2021.
Rahmat menambahkan akibat dari kerusakan tersebut, pengelola hanya menerima mahasiswa yang mau dengan keadaan yang tak memadai.
“Kalau di sini seadanya, kalau ada kasurnya yah ada kalau nggak ada terima dulu, nanti kalau masalah fasilitas nanti dikasih begitu aja. Tapi tidak dipaksa, kalau mau silahkan dengan keadaan seperti ini (fasilitas seadanya),” tambahnya kepada tim alanbantik.
Rahmat juga mengungkapkan alasan renovasi rusunawa berjalan sangat lambat karena menunggu perkara serah terima aset Rusunawa dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpera) ke pihak UIN Alauddin Makassar.
“Inikan dibikin sama Kemenpera. Belum ada serah terima dari Kemenpera ke UIN, jadi UIN merasa bukan aset (miliknya) jadi tidak bisa dikeluarkan itu anggarannya. Proses itu lama ditunggu akhirnya rusak-rusak terlanjur parah mi. Baru renovasinya tidak langsung (sekaligus), bertahap mulai dari lantai empat, turun ke lantai tiga,” terang Rahmat.
Rahmat menjelaskan untuk masalah ruangan bocor sudah selesai, tinggal fasilitas yang menjadi masalah utama di Rusunawa tersebut.
“Sudah, sudah bagus semua. Untuk fasilitasnya ya karena itu juga bocor-bocor itu, semua fasilitas jadi rusak. Jadi kurang fasilitasnya, baru pengadaan fasilitas juga ya begitu lama,” tutup Rahmat.
Penulis:
Alya Warda, Feni Melinda, Ria Rahmayana (Reporter Magang)
Editor:
Tim Redaksi