Desas-desus Kampus Hapus Agenda Wisuda Edisi April, Benarkah?
alanbantik- Wacana petinggi UIN Alauddin Makassar, bakal menghapus agenda wisuda edisi April belakangan menguak di kalangan mahasiswa. Lantas benarkah desas-desus itu?
Seperti diketahui, UIN Alauddin mempunyai 3 edisi wisuda, yakni April, September, hingga Desember. Tapi desas-desus yang beredar di kalangan mahasiswa pun telanjur menyebar, edisi April akan dihapuskan.
“Oh ia, pernah dengar (wisuda edisi April ditiadakan) dikasi pindah, digeser ki ke bulan 12, kudengar,” kata seorang alumni jurusan Ilmu Komunikasi lulusan 2021, Nisa kepada alanbantik, Kamis 21 Oktober 2021.
Desas-desus tersebut ternyata juga sampai kepada Lisdayanti. Mahasiswi Manajemen Pendidikan yang kini sudah semester 7 itu pun berharap desas-desus itu tidak benar.
“Jangan sampailah, karena wisuda itu yang paling dinanti sama mahasiswa akhir, ada kesan tersendirinya bagi mahasiswa,” kata dia saat dihubungi alanbantik saat sela-sela aktivitas KKN-nya, Senin,1 November 2021.
“Dan jika memang benar mau melakukan penghapusan, perlu diketahui apa penyebab mau dihapuskannya,” lanjut dia.
Birokrasi FDK soal Wacana Hapus Wisuda Edisi April
Wakil Dekan I, Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK), Irwan Misbach turut buka suara perihal tersebut. Dia mengaku tidak pernah mendengar wacana penghapusan wisuda edisi April.
“Saya selaku bidang satu belum pernah mendengar akan adanya penghapusan, tidak pernah dibahas di rapat,” kata Irwan saat ditemui alanbantik di ruang kerjanya, Selasa 19 Oktober 2021.
Ia menambahkan, pelaksanaan wisuda akan tetap dilaksanakan sebanyak tiga kali, karena itu sudah dirancang dan tertera di agenda. Irwan menilai wacana penghapusan wisuda edisi April tak relevan dengan kondisi yang ada.
“Kenapa sampai tiga kali? Karena wisudawan kita besar, itupun setiap kita wisuda dilaksanakan sampai dua hari. Karena saking besarnya wisudawan kita, makanya untuk bulan empat itu tetap ada dalam agenda,” tutur Irwan.
Menelaah lebih lanjut, tim alanbantik juga menemui Kepala Biro Administrasi Akademik, Kemahasiswaan dan Kerjasama (AAKK), Yuspiani. Ia mengatakan wisuda pada bulan April tetap diadakan.
“Yah tetaplah masa nggak ada. Wisuda itu kan yang harus dilalui mahasiswa meski itu hanya formalitas, tetapi itu kan bagian dari bagaimana memberikan ucapan terimakasih kepada orang tuanya. Penghargaan lah kepada mahasiswa bahwa dia telah selesai,” jelasnya melalui WhatsApp, Jum’at, 22 Oktober 2021.
Yuspiani lantas meminta mahasiswa tidak terlalu fokus pada edisi wisuda. Dia menilai mahasiswa selesai tepat waktu menjadi hal yang lebih penting.
“Kalau di aturannya itu kan selesai semester delapan. Nah kita berharap mahasiswa d semester delapan itu selesai ya kalau memang sudah selesai ya harus selesaikan, tidak perlu menunggu semester sembilan,” ucap dia.
Yuspiani juga mendorong para stakeholder yang ada agar memberi perhatian khusus ke mahasiswa semester delapan ke atas.
“Kita perhatikan semua seberapa jauh progresnya untuk bisa selesai di semester delapan. Kalo misal ada permasalahannya, kita carikan solusi bagaimana bisa keluar dari permasalahan, supaya mahasiswa kita tidak terkatung-katung bisa sampai semester 9 ke atas, nah itu yang sedang digalangkan,” jelasnya.
Yuspiani pun secara tegas membantah kabar pihak kampus akan melakukan penghapusan wisuda edisi April.
“Seperti itu isunya. Jadi bukan penghapusan, yang ada itu sekarang, yah saya nggak tau darimana ini, tapi yang isu ini tuh zero (nol). Artinya kalo bisa selesai di semester delapan kenapa harus pindah, kenapa harus masuk ke semester sembilan. Gitu nak, jadi seperti itu,” tutupnya.
Penulis:
Riski Risma, Usfa DP, Ria Rahmayana (Reporter Magang)
Editor:
Tim Redaksi