Lama Mangkrak, Bagaimana Proses Pembangunan Gedung Pascasarjana UIN Alauddin Sekarang?

alanbantik – Setelah 9 tahun lamanya proses pembangunan gedung pascasarjana Univeristas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar terhitung mulai tahun 2015 hingga sekarang yang telah mencapai tahap kelima, dikonfirmasi bahwa pembangunan kini kembali dihentikan.
Gedung yang berada di sebelah gedung Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) ini diketahui sudah direncanakan sejak tahun 2015 dengan membangun kontruksi basement. Selanjutnya pembangunan dilanjutkan lagi pada tahun 2018 dengan proses pembangunan hingga kerangka lantai 4 dari total perencanaan sebanyak 8 lantai. Semua anggaran yang digunakan dalam pembangunan gedung pascasarjana hingga tahun 2018 ini berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Kementerian Agama.
Pembangunan gedung pascasarjana kemudian dilanjutkan kembali pada bulan Mei 2019 dengan anggaran sebesar 5 Milyar Rupiah kemudian merampungkan kerangka hingga ke lantai 8. Proses pembangunan kembali dihentikan hingga tahun 2022 kemarin.
Saat proses pembangunan kembali dilanjutkan pada September 2022 tahun lalu hingga sekarang dengan anggaran sebesar 18,8 Milyar dapat dilihat gedung pascasarjana sudah memiliki bentuk bangunan yang jelas. Namun, pada bulan Maret 2023 kemarin, pembangunan kembali dihentikan.
Observasi Gedung Pascasarjana
Tim alanbantik melakukan observasi sebanyak 3 tahap. Pada September 2022, Maret 2023, dan pada Mei 2023 kemarin.
- Observasi September 2022
Saat tim alanbantik melakukan observasi pada Senin, 12 September 2022 lalu tak terlihat adanya pertukangan yang berlangsung semenjak mangkrak pada 2018 lalu. Hal ini mengakibatkan tembok dan tiang bangunan ditumbuhi lumut tertanda sudah lama tak dijamak. Kemudian tim kembali melakukan observasi pada Kamis, 15 September 2022 lumut yang sebelumnya tumbuh pada tembok dan tiang bangunan terlihat telah dibersihkan serta telah ada bahan bangunan tertanda akan adanya proses pembangunan kembali.


Pada Selasa, 20 September 2022 tim kembali melakukan observasi, terlihat pembangunan sudah mulai dilakukan dengan membangun pagar pembatas keamanan serta pembangunan pada tembok bangunan tersebut.

- Observasi Maret 2023
Saat tim alanbantik melakukan observasi pada Sabtu, 25 Maret 2023 tidak terlihat lagi aktivitas pembangunan setelah proses pengecetan bagian luar gedung. Dari luar telah nampak proses pembangunan hampir mendekati kata rampung. Dapat diketahui juga bahwa terdapat total 8 lantai satu diantaranya merupakan basement di lantai dasar. - Observasi Mei 2023
Tim alanbantik kembali melakukan observasi terbaru pada Jumat, 6 Mei 2023 kemarin. Nampak dari luar gedung masih sama pada saat observasi bulan Maret 2023 lalu. Terlihat sudah dicat dengan warna cream yang dipadukan dengan warna merah, pada bagian lantai atas di beri warna hijau, lalu pada bagian atap gedung dihias dengan tulisan UIN Alauddin Makassar.

Namun saat tim memasuki gedung, terlihat pada bagian atap ruangan dari lantai 1 sampai 7 hanya lantai 5 dan 6 yang sudah dipasang plafon. Ada beberapa ruangan yang masih dalam proses pengerjaaan kerangkanya dan terlihat juga hanya lantai 5 sampai 6 yang sudah diberi keramik sedang yang lainnya masih beralaskan semen serta masih banyak sampah dan kayu bekas pembangungan yang berserakan di setiap sudut ruangan.
Dari semua ruangan yang ada di gedung pascasarjana, bagian basement yang terlihat paling kotor diantara ruangan lainnya. Tidak hanya sampah plastik yang berserakan di mana-mana, namun juga terdapat bahan bangunan yang menumpuk seperti kayu dan sisa-sisa batu.
Pada bagian lantai 1 dan 4 ruangan ini masih terlihat kosong. Belum ada proses pengerjaan dan belum ada bentuk ruangan, hanya ada bekas semen yang bertaburan.

Berbeda dengan lantai 5, 6 dan 7 yang sudah nampak bentuk ruangan dan sudah dicat dengan warna putih, tetapi belum rampung 100% karena masih terlihat banyak alat yang belum dipasang seperti gagang pintu dan lain-lain.

Tanggapan Kepala AUPK
Pada 12 September 2022 tahun lalu, tim alanbantik menghubungi Kepala Administrasi Umum, Perencanaan, Keuangan, dan Kepegawaian (AUPK) Bustam Ramli yang menjabat pada tahun tersebut terkait proyek pembangunan gedung pascasarjana mengatakan bahwa finishing gedung tersebut akan selesai pada tahun 2023.
“Jadi tahun depan finishing nya itu sudah lengkap kita rencanakan tapi dikerja lagi tahun ini (September 2022) dan bertahap,” Ujarnya saat ditemui di ruangannya pada senin, 12 September 2022.
Tim alanbantik pada Kamis, 6 Maret 2023 kemudian kembali mengkonfirmasi finishing yang digadang-gadang akan rampung tahun ini kepada Kepala AUPK Bustam Ramli. Namun, ternyata posisi AUPK pada bulan Maret kemarin mengalami kekosongan.
Tim kemudian mengonfirmasi tahap penyelesaian pembangunan gedung pascasarjana kepada Wakil Rektor (Warek 2) Wahyudin selaku penanggungjawab bidang Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan yang kemudian mengarahkan tim untuk menghubungi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
“Kalo hal tersebut sebaiknya hubungi PPK pak Imam di lantai 2 rektorat,” ujar Warek 2 saat dihubungi via WhatsApp pada Jumat, 5 Mei 2023.
Tanggapan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Imam Budi Santoso saat ditemui di ruangannya mengungkapkan bahwa pembangunan gedung pascasarjana sudah sampai pada tahap kelima. Tahap pertama Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) sebesar 5 Milyar Rupiah.
“Tahap pertama itu dianggarkan dikasih APBN kalo ndak salah sekitar 5 Milyar,” ungkapnya saat ditemui diruangannya pada Jumat, 5 Mei 2023.
Tahap kedua kembali dianggarakan dari APBN namun bersamaan dengan adanya adanya aturan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara yang tidak memperbolehkan penganggaran terhadap pembangunan gedung yang mengakibatkan pembangunan kembali di hentikan pada tahun 2019.
”Kemarin tidak dikasih mi APBN karena ada aturan SBSN, aturan SBSN tidak boleh menganggarkan gedung mangkrak, itu 2 tahun kendala. Tahap kedua masih APBN di tahun 2016 atau 2017 pas ada aturan mengenai boleh SBSN, APBN tidak dibolehkan lagi untuk gedung,” lanjutnya.
Setelah adanya aturan SBSN digunakan alternatif untuk anggaran pembangunan gedung pascasarjana dengan menggunakan saldo Badan Layanan Umum (BLU) di masa pimpinan Rektor Prof. Hamdan Juhannis. Namun, pembanguan tidak bisa diselesaikan langsung karena akan berpengaruh pada kegiatan Univeristas lainnya karena penganggaran dilakukan pertahun tidak serentak.
”Pada saat pimpinan prof Hamdan daripada kasian ini gedungnya mangkrak begini ada alternatif untuk Menggunakan saldo BLU , tapi tidak bisa langsung serentak pasti terpengaruh kegiatannya UIN,” pungkas Imam.
Imam Budi Santoso juga mengkonfirmasi bahwa pembangunan pada tahun ini cukup sampai disini sesuai dengan perencanaan dari estimasi anggaran. Kemudian bagian kontruksi masih melakukan pelelangan siapa yang menjadi konsultan perencanaan selanjutnya.
“Berhenti dulu karena memang anggaran kemarin hanya cukup segini, sesuai dengan perencanaan,” tuturnya.
Ia kemudian mengungkapkan bahwa tahun ini telah ada permohonan anggaran untuk penyelesaian gedung pascasarjana, tetapi masih membutuhkan persetujuan dari dewan pengawas BLU.
“Ada permohonan anggaran untuk selesai tahun ini, tapi yang namanya BLU butuh persetujuan anggarannya itu ke dewan pengawas BLU terdiri dari Kementerian Keuangan,” tutupnya.
Tanggapan Direktur Pascasarjana
Direktur Pascasarjana M. Ghalib mengungkapkan bahwa ia berharap pembangunannya segera dirampungkan agar civitas serta mahasiswa pascasarjana bisa secepatnya menikmati gedung yang diperuntukkannya.
“Saya sih kita mintanya supaya bisa cepat yah, kita berharap ya kalo saya itu saya katakan kalau bisa tahun ini,” ungkapnya saat ditemui di ruangannya pada Senin, 3 April 2023.
Ia menambahkan bahwa sejak berdiri Pascasarjana UIN Alauddin Makassar mereka belum memiliki gedung tetap dan hanya berpindah-pindah tempat sesuai arahan pimpinan.
“Pasca itu kan sudah berapa kali itu pindah. Di kampus satu juga sudah berapa kali pindah. Kita pindah sesuai dengan titik di mana kita ditempatkan di arahkan oleh pimpinan ya kesitu,” jelasnya.
Penulis: Filiah Nuzulah dan Ramandha fitrah (Reporter)
Editor: Tim Redaksi