Hobi Jadi Prestasi, Ini Kisah Nuraini Shaleha yang Ukir Prestasi di Ajang Pesona I
alanbantik- Usaha dan kerja keras, dua kata ini mewakili seorang Nuraini Shaleha, Mahasiswi semester lima jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar. Dia berhasil meraih juara di ajang Pekan Seni dan Olahraga Nasional (PESONA) I Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN) cabang olahraga tenis meja.
Nuraini Shaleha berhasil memenangkan Pekan Seni dan Olahraga (PESONA) I Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN) yang diikuti seluruh PTKN se-Indonesia dengan meraih juara satu (mendali emas) pada lomba tunggal putri serta juara dua (perak) pada ganda putri saat mewakili Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
PESONA I PTKN Tahun 2022 terdiri dari 22 cabang perlombaan dan diikuti 62 PTKN, kegiatan tersebut sebagai ajang silaturahmi sekaligus kompetisi bagi mahasiswa PTKN se-Indonesia dalam bidang seni dan olahraga yang menjadikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung sebagai tuan rumah pada 8 hingga 13 Agustus 2022.
Awal Mula Prestasi Nuraini Shaleha
Wanita kelahiran Soppeng, 9 Mei 2002 ini, sejak kecil memiliki ketertarikan pada dunia olahraga yang mulai terlihat saat usia enam tahun. Salah satunya yaitu tenis meja yang ia geluti hingga mampu meraih banyak juara di berbagai ajang lomba.
Tercatat saat duduk di bangku sekolah dasar (SD), bungsu dari tiga bersaudara ini telah dua kali meraih juara yakni juara satu tenis meja tunggal putri O2SN 2011 tingkat kabupaten dan juara dua tenis meja tunggal putri O2SN 2012 tingkat provinsi. Lalu ketika duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP) ia kembali mampu meraih beberapa juara tingkat Provinsi dan Nasional.
Tak hanya sampai disitu, di tingkatan SMA, Nuraini bahkan tiga kali meraih juara di tahun 2018 yakni juara satu tunggal putri cabor tenis meja porda, juara satu ganda putri cabor tenis meja porda, dan juara tiga beregu putri junior kejurnas Jakarta. Serta di masa pandemi kemarin ia kembali berhasil meraih juara satu tunggal putri junior Gubernur Sultra Cup 2020.
Hingga akhirnya mendapatkan juara pada ajang PESONA I mewakili Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Melihat beberapa presatasi yang diraih sejak sekolah dasar hingga saat ini, Nuraini menuturkan tidak ada pelatihan khusus atau les privat yang ia jalani.
“Tidak pernah sekolah olahraga ataupun les privat tenis meja, tidak ada metode khsusunya bapaku dalam melatih, dia cuman temani saya sparing sambil sekali kali play, sampai akhirnya terbentuk sendiri pukulanku,” tuturnya pada Minggu, 18 September 2022.
Usaha dan Kerja Keras
Hasil yang diraih hingga saat ini tentunya tidak dengan cara yang instan. Perlu usaha dan kerja keras dalam proses pencapaiannya .
Nuraini mengatakan untuk memaksimalkan hasil latihannya ia berlatihan dengan rutin setiap hari jika tugas kuliah tidak menumpuk.
“Kalo seminggu itu setiap hari, tapi kalo banyak tugas, banyak sekali yang kayak menumpuk sekali mi ndak pergika sehari dua hari begitu, setiap hari pergi main (tenis meja),” kata dia pada Selasa, 13 September 2022.
Cara latihan yang Nuraini lakukan adalah dengan mengedepankan konsistensi. Ia melakukan latihan 3 jam setiap hari.
“Begitumi tiga jam ji saya main ku setiap hari, sedangkan orang di luar sanakan enam jam main, cuman dia ndak setiap hari main, saya tiga jam tapi tiap hari main,” tuturnya.
Dalam prosesnya, Nuraini sempat merasakan frustasi dan ingin berhenti bermain tenis meja karena merasa kecewa dengan keputusan pengurus di Sulawesi Selatan.
”Itu mau berhenti dari kelas tiga SMA, karena kemarin ada masalah tidak jadika berangkat PON (Pekan Olahraga Nasional), padahal saya peringkat, tapi ada masalah di pengurusan, waktunya SMA kelas tiga 2019, dari situ sebenarnya sudah mau berhenti karena masalah pengurus, pengurus di Sulsel (Sulawesi Selatan),” terangnya.
Meskipun demikian, perempuan kelahiran Soppeng ini mengurungkan niatnya dan tetap dalam dunia Tenis Meja, cabang olahraga yang ia senangi itu.
Disinggung soal akademik mahasiswi semester lima dari FTK ini mengungkapkan rasa syukur nilai aman ditengah rintangan aktifitas yang padat.
“(nilai) Aman alhamdulillah, pembagian waktu ji, tugas-tugas mana, kuliah, latihan ka, biasa juga kayak capek mi toh dari kuliah baru mau lagi main, disitu ji sebenarnya rintangan nya,” ungkapnya.
Pihak-Pihak yang Berpengaruh
Selama proses pengembangan kemampuan dalam bidang olahraga tenis meja, Nuraini Shaleha mengaku mendapat support dari berbagai pihak. Dia mengatakan hobinya dalam bermain tenis meja sejak awal sudah di dukung oleh orang tua.
“Yang ajar itu bapak ku karena dari kecil memang ku suka olahraga,” katanya saat berbincang dengan tim alanbantik.
Tak hanya itu, dia juga menuturkan jika temannya dan pihak Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) ikut berpengaruh.
“Terus sama ini pengurus-pengurus PTMSI Soppeng pas masih tinggal di Soppeng, kalo sekarang ini pas tinggal di Makassar itu teman tenis meja Lantamal, kan saya latihan di Lantamal disitu, sama pengurus PTMSI kota Makassar nah itu berpengaruh sekarang,” tutupnya.
Reporter magang:
Ramandha Fitrah, Rheina Syafika (Reporter Magang)
Editor:
Tim Redaksi