Sajak “Malam yang Sendu” oleh Ayu Amraeni

Ke ambiguan ku menyisihkan bermacam
bentuk yang tak bisa ku tafsirkan, akal ku
Kian membisu, mulut yang kian tak
bergerak.
Malam yang begitu kelam,
Mentari pagi yang mulai menghilang,
Akan mencerminkan sendu yang
berwarna hitam kelam, tanpa kelabu.
Sandarku depan jendela,
Bertelungkuk dengan kedua kaki,
Tangan yang begitu erat, menuai sebuah
harapan yang kian mendalam, entah itu
Apa?
Ku pandang, keluar jendela dengan
Sebuah pembatas kaca. yang menjadi
Pembatas antara diriku dan dia, di saat
Ingin memainkan air hujan yang kian
berderai Depan halaman rumahku
Sayup-sayup kian berdendang,
Angin yang semakin berhembus,
Hujan yang kian, tak henti berderai.
Membuat akal fikirku terjedah seketika,
Terbisik suara yang mengelora di
dalam jiwa bahwa aku harus bersabar
Menunggunya datang, untuk mengubah
Kesenduanku menjadi bahagia
*Penulis merupakan mahasiswa jurusan jurnalistik angkatan 2017.