UIN Alauddin Makassar Mulai Uji Coba Kuliah Tatap Muka November Mendatang
alanbantik- Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar segera memulai kuliah tatap muka di November 2021 mendatang. Namun kuliah tatap muka tersebut ternyata masih tahap uji coba hingga sebagian besar mahasiswa lainnya tetap kuliah virtual.
Uji coba kuliah tatap muka itu tertuang pada surat edaran (SE) rektor nomor 2567/Un.06.1 /PP.00.9/09/2021 tentang Penyelenggaraan Perkuliahan Lingkup UIN Alauddin Makassar Tahun Akademik 2021/2022. SE dikeluarkan sebagaimana hasil Rapat Pimpinan (Rapim) kampus tertanggal 30 Agustus 2021.
SE tersebut mengatur pelaksanaan proses perkuliahan offline yang hanya diberlakukan terhadap mahasiswa semester 3 dan juga mahasiswa yang sedang praktikum. SE juga menetapkan kapasitas maksimal hanya 25 persen dari seluruh jumlah mahasiswa.
Mahasiswa-Dosen Kecewa Kuota Kuliah Tatap Muka Cuma 25 Persen
Kuliah tatap muka tersebut tak sepenuhnya disambut baik oleh mahasiswa sebab kuota hanya 25 persen. Mahasiswa juga protes bila kuota 25 persen itu hanya untuk mahasiswa semester 3.
“Kalau hanya semester 3 yang kuliah offline, saya rasa kurang efesien,” ucap mahasiswi jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam, Ifa Ulfiani saat berbincang dengan tim alanbantik, Rabu 9 September.
Dia mengatakan, seluruh mahasiswa pada berbagai tingkatan semester masing-masing punya kebutuhan tersendiri terhadap proses kuliah tatap muka.
“Mengingat kita yang semester 5 akan menyusun skripsi dan belum banyak ilmu didapat, praktek pun tidak mumpuni jika terus online,” keluhnya.
Sementara itu, seorang dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) Andi Fauziah Astrid menilai perkuliahan offine merupakan keputusan baik untuk mahasiswa selama tetap mematuhi protokol kesehatan. Namun dia tak menampik bahwa kuota 25 persen tersebut kurang ideal.
“Saya pikir, malahan tidak usah dibagi 25% yang penting semuanya sudah divaksin dan memakai masker selama perkuliahan,” ucap Astrid saat ditemui terpisah.
“Kan kalau ada yang batuk atau demam, kita izinkan dia untuk istirahat dulu, jangan gabung dulu,” lanjutnya.
Rektorat Kampus Minta Dosen-Mahasiswa Maklum
Menanggapi ketentuan tersebut dan protes yang menyertainya, Kepala Biro Administrasi Akademik Kemahasiswaan dan Kerja Sama (AAKK) Yuspiani meminta para stakeholder kampus maklum terhadap kuota kuliah tatap muka hanya 25 persen dan terbatas pada mahasiswa semester 3. Yuspiani menyebut kampus tak punya pilihan lain sebab kuliah tatap muka tersebut pada dasarnya memang hanya tahap uji coba.
“Kan baru tahap awal, baru uji coba toh, baru kita akan perbaiki sarana prasarananya, jadi persiapan supaya lebih siap kita untuk offline,” ucap Yuspiani dalam wawancara terpisah dengan tim alanbantik, Rabu 17 September September 2021.
Menurut Yuspiani, tantangan utama justru juga berada di beban mahasiswa dan dosen. Jika uji coba tersebut berjalan maksimal dan tak memicu klaster COVID-19, maka kuota 25 persen tentu dapat bertambah.
“Nanti kita lihat dulu, kalau misalkan sudah turun levelnya, kan bisa sampai 50% dan semuanya, baru uji cobalah,” katanya.
Sementara itu, Kepala Bagian Akademik Biro Administrasi, Harianto mencoba memberi penjelasan lebih lanjut mengenai kuota 25 persen kuliah tatap muka hanya terbatas pada semester 3. Dia menyebut mahasiswa angkatan 2020 lebih diperioritaskan, sebab sejak awal mereka tidak pernah merasakan kuliah tatap muka. Mereka masih butuh adaptasi di kampus.
“Inikan rindu dosennya, masa dia tidak ketemu dalam satu tahun yang lain kan sudah ketemu,” kata Harianto Senin, 6 November 2021.
“Tapi yang tahun 2020 kemarin ini yang semester 3 sekarang kan tidak pernah lihat dosennya, mana rektor saya, semua secara online tidak kenal dengan sesama prodi apalagi sama sekelasnya iya kan,” lanjut dia.
Harianto juga mengingatkan, pelaksanaan perkuliahan offine tentu akan menerapkan beberapa persyaratan ke mahasiswa sesuai dengan kebijakan Pemerintah. Salah satu yang menjadi syarat utama ialah mahasiswa sudah divaksin.
“Karena kebijakan Pemerintah, mungkin kita sudah membaik sudah divaksin kan persyaratannya itu orang tinggi seperti pejabat, dosen itu kan kita sudah vaksin semua tinggal mahasiswa,” katanya.
“Mahasiswa juga kan sudah sebagian besar yang masuk disyaratkan mahasiswa yang sudah vaksin, jadi tetap online atau offline ketentuannya diatur oleh Fakultas,” pungkas Harianto.
Mahasiswa Semester 3 Antusias Kuliah Tatap Muka
Kuliah tatap muka tersebut disambut baik oleh mahasiswa semester 3 lantaran kuliah offline merupakan momen yang paling dinanti oleh mereka. Maklum, mahasiswa angkatan 2020 tersebut sejak awal tidak sempat mengecap kuliah offline akibat pandemi COVID-19.
Seorang mahasiswa semester 3 jurusan Hukum dan Tata Negara Fakultas Syariah dan Hukum, Supriadi mengingatkan pentingnya protokol kesehatan saat kuliah tatap muka berlangsung.
Supriadi juga menyinggung persiapan yang matang untuk mahasiswa semester 3. Dia juga menyebut kesiapan mahasiswa sendiri merupakan hal yang penting.
“Yang paling penting dan utama yang harus disiapkan adalah kesiapan diri, alat tulis dan alat belajar lainnya, serta alat untuk kost karena kebetulan dari daerah,” kata dia.
Penulis:
Nur Aryanti, Husnunniah Takbir, Riski Risma, Nurhaslinda, Ria Ramayana dan Rasmita (Reporter Magang)
Editor: Tim Redaksi