14 Tahun Kolam Eduwisata UIN Alauddin Makassar Terbengkalai, Pihak Kampus Lempar Tanggung Jawab
alanbantik – Kolam eduwisata yang berada di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar memiliki wujud yang sama seperti 14 tahun lalu. Hasil observasi dan wawancara tim alanbantik terbaru menunjukkan bahwa tidak ada pihak yang dapat bertanggung jawab atas masalah tersebut.
Mengutip kembali dari berita alanbantik.com ‘Kala Kolam Kampus 1 Dekade Terbengkalai, Kenyataan Fisik Tak Seindah Denah’ terbitan 14 november 2021 yang disampaikan langsung oleh Rektor ketika menjalani joging bersama Wali Kota Makassar menyatakan bahwa kolam akan dijadikan eduwisata.
Pemberitaan bersifat lanjutanpun dilakukan oleh tim alanbantik ‘Simpang-Siur Wacana Pembangunan Kolam Eduwisata’ terbitan 2022. Penjelasan mengenai kolam eduwisata dijelaskan oleh Kepala Biro Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan (AUPK), Bustan Ramli mengaku kolam eduwisata tersebut akan dilanjutkan awal tahun 2023 mendatang.
Namun, satu tahun berlalu dan kondisi kolam masih sama seperti sebelumnya. Terlihat dipenuhi rerumputan liar bahkan hampir menutupi seluruh kolam.
Pantauan tim alanbantik pada Kamis 14 Maret 2024. Kolam yang seharusnya menjadi sarana rekreasi bagi mahasiswa itu kini dipenuhi rerumputan liar yang hampir menutupi seluruh permukaan air.
Tim alanbantik kembali memantau pada 22 April 2024, kolam eduwisata tersebut nampak tidak terawat, bahkan tempat air mancur kolam memiliki warna cat kuning telah memudar serta dipenuhi lumut.
Kejelasan Mengenai Kolam Eduwisata
Wakil Rektor II, Andi Aderus mengungkapkan kolam tersebut merupakan wewenang dari Pusat Pengembangan Bisnis (P2B).
“Yang saya tau kalau kolam mau dikembangkan menjadi pemanfaatannya, anggarannya mesti dituangkan dalam RKAKL (Rencana Kerja Anggaran Kementrian Lembaga) dan yang memiliki wewenang pengelolaan aset itu P2B,” tulisnya ketika diwawancarai oleh tim alanbantik via WhatsApp pada Senin, 29 April 2024.
Andi Aderus juga mempertegas jika tidak pernah ada pengalihan tanggung jawab kepadanya selaku Wakil Rektor II periode baru.
“Tidak pernah ada pengalihan tanggung jawab ke saya dan tidak ada dalam RKAKL tentang itu, saya tidak tahu menahu pembicaraan sebelumnya tentang kolam,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Tim alanbantik menemui staf Pusat Pengembangan Bisnis (P2B) Enal Ibrahim, ia menjelaskan bahwa pimpinan yang sekarang tidak mengetahui masalah tersebut.
“Pimpinan sekarang itu tidak tahu menahu yang itu karena kan pimpinan yang baru, ini kan belum ada pengelolaannya, kalau pembersihan rumput itu sudah dijadwalkan di cleaning service, kalau masalah pembersihannya itu urusannya ada di pihak ke tiga,“ ungkapnya saat ditemui reporter alanbantik dikantor Pusat Pengembangan Bisnis (P2B) pada Selasa, 23 April 2024.
Ia menambahkan bahwa memiliki rencana terhadap kolam namun sampai sekarang pimpinan yang baru belum ada perencanaan mengenai kolam sebab ia tidak tahu menahu masalah tersebut.
“Ada tujuh tenan yang kita mau bikin tapi sampai sekarang ini belum ada, sesuai dari pimpinan belum ada anggarannya karena tidak pernah mengajukan lagi, karena dari pimpinan baru tidak ada perencanaanya untuk membangun yang sudah disepakati untuk dibuat. Jadi dia tidak tau menahu masalah ini yang sebelum ini,” katanya.
Tak berhenti sampai disitu, tim alanbantik juga mencoba untuk menghubungi bagian perencanaan anggaran untuk kejelasan mengenai anggaran kolam eduwisata ini.
Staf perencanaan anggaran, A. Gustang mengatakan bahwa tidak begitu faham akan hal tersebut melainkan hanya bagian anggaran.
“Kami hanya bagian perencanaan anggaran dan sudah hampir tiap tahun mereka anggarkan, kalau disetujui atau tidak itu bukan kewenangan kami,” tuturnya saat dichat melalui via WA pada Jum’at, 26 April 2024.
Tanggapan Mahasiswa UIN Alauddin
Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi angkatan 2022, Siti Nurkhaliza mengatakan hal yang mestinya ada dari kolam tersebut.
“Kasih berguna tengahnya, kasih air mancur
rumputnya sih, airnya tertutup sama rumput,” tuturnya saat ditemui di parkiran depan kolam pada Senin, 22 April 2024.
Penulis: Nadya Dwianti Alty, Ahmad Hayullah
Editor: Tim Redaksi