Rocky Gerung: Lembaga Survei Tidak Akurat, Mahasiswa Wajib Jadi Filter Utama
alanbantik – Sebagai generasi muda intelektual terkhusus dalam sektor sosial politik, peran mahasiswa menjadi agen perubahan salah satunya dapat digerakkan melalui pengawasan terhadap standar penilaian calon Presiden (Capres) 2024 mendatang, tidak hanya dilakukan oleh lembaga survei pemerintahan.
Dengan mengangkat tema ‘Mahasiswa Menyambut Perubahan’ dalam mimbar pikiran, Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik (HIMAPOL) dan Senat Mahasiswa (SEMA) Fakultas Ushuluddin Filsafat dan Politik(FUFP) Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar menghadirkan beberapa narasumber ternama diantaranya Rocky Gerung (Pengamat Politik), Saut Situmorang (Mantan Komisioner KPK), Surya Tjandra (Mantan Wamen ATR/BPN) dan Andi Sinulingga (Penggagas Kolaborasi Jakarta).
Rocky Gerung Selaku Pengamat Politik
Pengamat politik Rocky Gerung menganggap
elektabilitas survei guna menaikkan nama suatu tokoh atau partai politik tertentu tidak bisa jadi standar acuan pemilihan calon Presiden sehingga penting bagi mahasiswa menjadi filter pertama dalam menentukan pemimpin selanjutnya.
“Publik itu sekarang ditentukan oleh hasil lembaga survei yang tiga-tiganya digaji oleh istana. Itu pentingnya mahasiswa menjadi filter pertama untuk mengatakan lembaga survei itu adalah bohongnya luar biasa,” ungkap Rocky dalam acara Seminar Nasional di kampus 1 UIN Alauddin Makassar pada Selasa 23 Mei 2023.
Rocky Gerung menuturkan bahwa standar utama yang dibutuhkan negara Indonesia bukanlah elektabilitas, melainkan etikabilitas.
“Padahal negeri ini memerlukan standar pertama yaitu dia lolos etikability, tidak berbohong,” tuturnya.
Lebih lanjut Roky menjelaskan setelah standar etikabilitas, standar penilaian kedua adalah intelektualitas yang diuji dalam lingkup kampus.
“Intelektualitas hanya bisa diuji di kampus. Ngga bisa intelektualitas diuji di atas panggung dangdut. Jadi udah benar sekarang kita pakai forum ini sebagai mimbar pikiran,” jelasnya.
Dengan adanya diskusi ini ia menaruh harapan besar terhadap para mahasiswa UIN Alauddin Makassar sebagai pembawa perubahan dari Makassar.
“Intinya adalah kita mau bercakap-cakap tentang masa depan bangsa dalam upaya kita untuk percaya bahwa dari Makassar kita bisa terbitkan matahari perubahan dan dia tidak akan tenggelam sampai 2024,” harapnya.
Andi Sinulingga Selaku Penggagas Kolaborasi Jakarta
Dalam kesempatan yang sama, Andi Sinulingga menyampaikan pandangannya terhadap masa depan Indonesia ditentukan dari kualitas mahasiswa sekarang ini.
“Bagaimana cara melihat indonesia 15-20 tahun yang akan datang, lihat aja mahasiswanya hari ini. Kalau mahasiswanya dablek (hancur) maka dableklah negeri ini kedepan. Tapi kalau mahasiswanya itu cerdas, terbuka dengan akal pikiran, pikirannya lebih tinggi dari moodnya menurut saya itu adalah sebuah harapan negeri ini akan lebih bagus kedepan,” katanya.
Menurut Andi, salah satu penghambat perubahan dalam lingkup kampus yaitu sulitnya menerima kebenaran dari pihak yang dianggap bawahannya.
“Ini kalau baru masuk junior tabe sama senior kan, senior nggak boleh salah, kalau salah pun balik pasal satu segala macam. Nah, kultur itu menurut saya harus dibuang di kampus. Kenapa, karena kita tabe pada kebenaran. Bukan pada senior, bukan pada orang,” tuturnya.
Bahkan andi menyebut pejabat kampus yang anti kritik maka dia ingin mengalahkan Tuhan.
“Bicara Even Angles Ask ‘Bahkan Malaikat Pun Bertanya’ bahkan Malaikat pun protes. Jadi kalau Tuhan aja bisa di protes, kalau ada Dosen, Dekan, Rektor, ngga bisa di protes itu artinya mau lebih hebat dari tuhan,” tegasnya.
Saut Situmorang Selaku Mantan Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
Datang dari Mantan Komisioner KPK, Saut Situmorang
menyayangkan negara yang tampak seperti tanpa pemerintahan dalam pemberantasan korupsi.
“Kalau kita approachnya (pendekatan) adalah pemberantasan koropsi, negeri ini tampak seperti tanpa pemerintahan dalam pemberantasan korupsi,” ucap Saut dengan raut kecewa.
Ia berharap dapat menginspirasi mahasiswa agar kelak bisa menjadi pemimpin dan membawa perubahan dalam pemberantasan korupsi.
“Saya selalu kemana-mana menginspirasi suatu saat diruangan ini siapapun anda, i have to inspiring to be KPK leader,” tutupnya.
Penulis: Nirwana Ulfah (Reporter)
Editor: Tim Redaksi