Pengukuhan 3 Guru Besar UIN Alauddin Makassar, Rektor Beri Pesan Moral: Lima Anak Tangga
alanbantik – Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar dalam Sidang Senat Terbuka Luar Biasa kembali melaksanakan Pengukuhan Guru Besar atau Profesor. Kegiatan ini berlangsung di Gedung Auditorium Kampus II UIN Alauddin, Samata pada Rabu 24 April 2024.
Prof. Hamdan Juhannis selaku Rektor UIN Alauddin Makassar dalam kegiatan ini mengukuhkan tiga guru besar, diantaranya :
- Prof Mohd Sabri AR dalam bidang Ilmu Filsafat Islam pada Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar.
Saat ini beliau sedang menjabat sebagai Direktur Pengkajian Materi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Guru besar Fakultas Syariah dan hukum itu juga dikenal sebagai tokoh literasi dan aktif menulis di media. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Program Studi Dirasah Islamiyah (Islamic Studies) di Pascasarjana UIN Alauddin Makassar.
- Prof Firdaus Muhammad dalam bidang Ilmu Komunikasi Politik Islam pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar.
Ia merupakan guru besar pertama dalam bidang ilmu komunikasi politik Islam di UIN Alauddin Makassar . Firdaus Muhammad juga merupakan pakar komunikasi yang pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, dan juga pernah menjabat sebagai Ketua Jurusan Jurnalistik.
- Prof Sohrah dalam bidang Ilmu Tafsir pada Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar.
Prof Sohrah selama ini dikenal sebagai aktifis perempuan. Ia menyelesaikan S1 di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Alauddin Makassar tahun 1988 yang kini bertranssformasi menjadi UIN alauddin Makassar. Kemudian, S2 masih di IAIN Alauddin dan selesai tahun 2001. Adapun gelar doktor Prof Sohrah diraih pada tahun 2015 masih di almamater yang sama.
Sambutan Rektor
Hamdan Juhannis dalam sambutannya, memberikan penghargaan yang tinggi kepada ketiga guru besar yang baru dikukuhkan. Melalui pesan moral “Lima Anak Tangga”. Pesan moral ini bukan hanya relevan bagi para akademisi, tetapi juga untuk semua anggota komunitas akademik UIN Alauddin Makassar.
“Perlunya kita membedakan ketercerahan dan kebijaksanaan, ketercerahan adalah ketika kita memahami diri kita dan kebijaksanaan adalah ketika kita memahami orang lain dan persyaratan kebijaksanaan adalah ketercerahan itu sendiri, Ini anak tangga yang pertama, ungkap Prof Hamdan.
Tidak hanya itu ia juga menyoroti pentingnya pengertian terhadap perspektif dan keadaan orang lain untuk mengembangkan empati yang lebih dalam.
“Anak tangga kedua empati itu adalah perlunya memahami wilayah kontrol kita dan wilayah kontrol hidup orang lain,” lanjutnya.
Rektor UIN Alauddin tersebut juga menegaskan anak tangga ketiga, betapa pentingnya untuk tidak hanya mendengarkan kata-kata seseorang, tetapi juga memperhatikan tindakan nyata yang mereka lakukan.
lebih lanjut, ia menyampaikan mengenai perubahan hidup yang serius, diperlukan komitmen dan dedikasi dalam mengubah nasib dan membawa perubahan yang positif.
“Anak tangga keempat, kalau anda serius merubah hidup anda pasti memiliki cara namun kalo anda tidak serius anda pasti memiliki alasan,” ucap Hamdan.
Terakhir, ia menyoroti pentingnya perspektif bagaimana pandangan yang berbeda dapat mengubah cara kita melihat dunia di sekitar kita.
“Anak tangga kelima bilamana anda merubah cara pandang terhadap sesuatu hal hal yang anda lihat pun akan ikut berubah. Lima anak tangga inilah yang saya susun khusus untuk ketiga guru besar dan untuk diri saya,” tutupnya.
Penulis : Ryla Febriyanti
Editor : Tim Redaksi