Kecewa Keringanan UKT Hanya 10 Persen, Al-Maun Melawan Takdir Kembali Gelar Aksi dengan Membakar SK Rektor
Alanbantik.com– Puluhan Mahasiswa yang tergabung dari Aliansi Mahasiswa UIN Alauddin Makassar (Al-Maun) Melawan Takdir kembali melakukan aksi di depan Kampus I UIN Alauddin Makassar. Jumat, (26/06/20).
Aksi yang dilakukan mahasiswa UIN Alauddin Makassar tersebut merupakan sebagai bentuk respon dari Surat Keputusan (SK) yang dikeluarkan oleh pihak Rektor UIN Alauddin Makassar yang hanya menurunkan UKT sebesar 10% dan dianggap sangat tidak menguntungkan bagi mahasiswa.
Terlihat dalam aksi itu, massa membakar SK Rektor No. 491 Tahun 2020 sebagai bentuk penolakan kebijakan tersebut.
Ketua Umum DEMA UIN Alauddin Makassar, Aidil Fahri mengatakan, mahasiswa seharusnya juga dilibatkan dalam pengambilan keputusan terkait hal ini. Karena, menurut dia, mahasiswa juga mempunyai data dari hasil riset untuk menentukan persenan dalam pengurangan UKT.
“Semoga pimpinan mendengarkan apa yang disuarakan lembaga kemahasiswaan, sehingga harapannya ialah sebisa mungkin lembaga kemahasiswaan bisa dilibatkan dalam pembentukan syarat dan mekanisme karena kami mahasiswa juga memiliki data yang berasal dari hasil riset untuk menentukan persenan dalam pengurangan UKT,” kata Aidil saat ditemui dilokasi.
Sementara itu, Ketua DEMA Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Nur Rahmatullah Amin mengutarakan, massa aksi tersebut juga menuntut pihak Rektor agar segera mencabut SK yang dikeluarkan.
Pasalnya, menurut dia, pihaknya di Fakultas Kedokteran sangat tidak sepakat jika dalam SK tersebut menyebutkan UKT mereka terlalu tinggi. Sebab, kata Rahmatullah, pihaknya tidak pernah menggunakan fasilitas kampus untuk proses belajar, yang tentunya akan merugikan pihak mahasiswa.
“Kepada Rektor kami tentunya berharap
agar segera mencabut SK yang dikeluarkan, karena kami dari fakultas kesehatan sangat tidak sepakat terkait apa yang dikeluarkan pihak pimpinan, karena kami sama sekali tidak menggunakan fasilitas kampus, contohnya laboratorium tentunya ini akan merugikan pihak kami,” kata Rahmatullah
“Jadi, kami mahasiswa kesehatan sangat menolak kebijakan tersebut apalagi UKT kami sangat tinggi, tentu tidak layak jika kami bayar UKT sangat tinggi dan tidak menikmati fasilitas sementara kita hanya kuliah daring, ” imbuhnya.
Diketahui, Selain menolak dan menuntut SK Rektor segera dicabut, massa aksi juga meminta untuk proses administrasi tidak mesti harus rumit.
Tak hanya itu, mereka juga mendesak agar pihak Rektor mengadakan audiens dengan mahasiswa serta meminta transparansi terkait penggunaan UKT semester ganjil agar tidak ada anggapan bahwa adanya indikasi korupsi dilingkup UIN Alauddin Makassar.
Penulis: Supe
Editor: Palli